Ket : Ini cerpen yang Ai buat saat SD, lupa kelas berapa. Agar terjaga kelestarian(?) cara penulisannya, belum Ai rubah. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan.
Misi Analisis
By : Aisyah. K. Arsyaf
Setiap hari, selalu ada
kejadian aneh di sekolahku. Tapi, itu hanyalah misi-misi
yang diberikan para guru. Ya, sekolaku yaitu... SD M151 17. Susah bacanya ya?
Nih aku kasih tau! SD MISI 17... Gimana? Oke? Sekolahku ini sekolah anak-anak
yang ingin jadi detektif saat besarnya, sekolahku sudah meluluskan
banyak anak detektif. Sekolahku juga mendapat penghargaan sebagai sekolah detektif yang telah meluluskan banyak anak, Oh! Aku lupa memperkenalkan diriku, namaku : Aisyah Arsyaf. Guruku pernah
mengagetkan seisi kelas lho!
Di sekolah...
”Anak-anak, baca halaman 124
tentang ”Trik Sebuah Benda”, dan
kerjakan halaman 126!”, perintah bu Lala.
”Baaiik!.” kata seisi kelas.
”Ibu mau ke... mmff! Mmff!
Mmff!”, bu Lala tiba-tiba disekap seseorang!
”Hah! Bu Lala!”, teriakku,
Radi, Lisa, dan Ferdi. Oh iya, ketiga teman-temanku ini adalah yang terbaik di
sekolah lho!
Saat kami keluar, orang itu
dan bu Lala tidak ada! Kami
terus-menerus mencari bu Lala, dan akhirnya...
“Eh itu dia!”, kataku sambil
menunjuk ke arah kelas 3A M151 sebelah utara.
“Ayo!”, kata Ferdi murid
terpintar di sekolah yang pernah ikut lomba memecahkan misteri antar sekolah.
Kami semua sudah sampai di samping
kelas 3A M151, tapi...
”Aisyah, katanya ada orang
disini? Tapi kok gak ada?”
tanya Ferdi.
”Bener! Tadi ada disini!”, kataku.
”Sudah, sudah, ayo kembali ke
kelas!”, kata Radi memberi tahukan teman-teman.
Saat istirahat, kami berempat
memberi tahukan kalau bu Lala diculik pada pak Walio si kepala sekolah.
” ’Tok... tok... tok...’
Assalamu’alaikum!”, kata Lisa mulai mengetuk pintu.
”Wa’alaikumsalam! Eh, Aisyah,
Lisa, Radi dan Ferdi, ada apa?” tanya pak Walio.
”I... itu, b... bu Lala di culik!”, kataku gugup.
”Hah!? Bu Lala diculik?” kata
pak Walio kaget. ”baiklah, nanti bapak lapor polisi ya! Berarti kalian libur
hari ini! Nanti bilang ke semua teman-teman kalian ya...”.
”I... Iya pak!”, kata kami berempat serempak. Kami pun memberi tahukan seisi
kelas.Memang sekolahku seperti itu, kalau gurunya gak ada, kelas itu libur! Kami sekelas pun pulang, tapi aku, Lisa,
Radi, dan Ferdi pergi ke markas rahasia kami. Disebut markas rahasia, bukan berarti dibawah
tanah lho! Disebut markas rahasia karena, banyak jebakan.
”Wah! Enak banget, libur!”, kata
Radi senang. Radi memang seperti itu orangnya, kalau libur dia seneng banget!
Tapi jangan salah lho, dia juga pintar!
”Hmm...” gumam Ferdi.
”Ada apa?” tanyaku.
”Oh! Tidak, aku hanya
memikirkan... Oh iya! Aku tahu!”,
teriak Ferdi.
”Kenapa? Kenapa?” tanyaku,
Lisa, dan Radi.
”Mungkin, ini ada kaitannya
dengan pelajaran kita!”, kata Ferdi.
”Yang mana?” tanya Lisa.
”Yang tadi! ”Trik Sebuah Benda”” jalas Ferdi.
”Ooh! Betul juga!”, kata Radi.
”Baik! Ayo kerumah
masing-masing, ganti baju, terus kesekolah!”, kata Ferdi bersemangat.
”Ok!”, kataaku, Lisa, dan Radi
serempak.
Saat berkumpul di sekolah...
”Nah, ayo masuk!”, kata Ferdi
mulai berjalan.
”Eit! Tunggu dulu, cara naiknya gimana?” tanyaku.
”Oh iya... ya! Hmm...” kata
Ferdi berpikir.
“Aku tahu! Pakai tangga tali yang di rumah pohon aja!”,
saran Lisa.
”betul tuh!”, kataku.
”Tapi nanti kita naik turun
rumah pohon pake apa?” tanya Radi.
”Pakai tangga cadangan!”, kataku
yang menghentikan langkah untuk ke rumah pohon.
”Emang ada ya?” tanya Radi
lagi.
“Radi... ADA DIPETI
PENYIMPANAN BARAAANG!!!”, teriakku yang mulai marah.
”Oh! Aku lupa! He... he...
he...!”, kata radi sambil memukul kepalanya.
Setelah mengambil tangga...
”Hei! Ini tangganya!”,
teriakku.
”Ok! Ayo, bantu aku memasang
tangga ini!”, kata Ferdi.
”Iya!”, kami bertiga pun
membantu Ferdi.
Saat didepan kelas kami...
”Kita mulai dari depan kelas!”,
kata Ferdi mulai mencari petunjuk.
”Hmm... bu Lala di sekap
disini, lalu Aisyah melihat seseorang di balik tembok kelas 3A M151” kata Radi
menyelidiki belakang tembok kelas 3A M151. Dan akhirnya... ”Hei! Lihat ini!”,.
”Apa itu? Sebuah cincin?” tanya
Lisa.
”Itukan cincin bu Lala!”, kataku
dan Ferdi kaget.
”Oh! Iya! Betul!”, kata Radi.
”Ok! Cari petunjuk lain lagi!”,
kata Ferdi.
Setelah bermenit-menit kami
mencari, akhirnya...
”Eh! Aku menemukan petunjuk
nih!”, teriakku.
”Mana?” tanya Ferdi
mendekatiku. ”Oh! Ini
tulisan, tulisannya... ’Buka
tutup cincin kuning, tersentuh lubang barat, jalan utara akan terbuka’, aneh!”,
kata Ferdi.
”Oh! Aku tahu yang bagian
’cincin kuning’! itu artinya cincin emas ini, tapi apa artinya, ’buka tutup
cincin kuning’? apa berliannya bisa dibuka? Eehhh ... eehhh! Gak bisa!”, jelas
Radi.
”Terus kalau bagian,
’tersentuh lubang barat, jalan utara akan terbuka’ gimana?” tanyaku.
”Mungkin disebelah barat ada
lubang!”, kata Lisa.
”Tapi sekolah kita baru
diperbaiki seminggu yanga lalukan?” tanyaku lagi.
”Hmm... Mungkin...” kata Ferdi
berlari menuju kelas 4C M151. Saat sampai di kelas 4C M151, Ferdi meraba-raba
tembok dan lantai kelasnya. ”Ketemu!”,.
”Apa?” tanyaku, Lisa, dan
Radi.
”Lubang! 'tersentuh lubang
barat’ ditulisan itu artinya lubang disebelah barat!”, jelas Ferdi.
”Lalu, kalau ’jalan utara akan
terbuka’ gimana?” tanyaku.
”Artinya... Radi aku pinjam
cincin itu!”, kata Ferdi.
”Ini!”, Radi menyerahkan
cincin itu.
’Tuk’ Ferdi menyatuhkan cincin
itu dengan lubang, dan...
’Sreek... greek.. jreg’ kami
berlari ke kelas 3A M151.
”Bu Lala!?” kata kami kaget.
”Haaii! Wah kalian hebat bisa
menemukan ibu!”, puji bu Lala.
”Tapi bagaimana...”
”Caranya? Mudah kok! Coba
kalian duduk di kelas ini!”, perintah bu Lala.
”Iya!”, kami pun menurtinya.
”Nah, begini... lengkungkan
tangan di belakang tembok lalu tutup mulut dan... tarik!”, jelas bu Lala.
”Ooh!”, gumam kami.
”Tapi pak Walio bilang dia
akan melaporkan ke polisi!”, kataku.
”Tenang, semua sudah ibu atur!”,
kata bu Lala santai.
Keesokan harinya...
”Nah, kita beri sambutan meriah untuk Aisyah, Lisa, Radi, dan Ferdi dari
kelas 4A M151!”, kata pak
Walio di microfon.
‘Plok... plok... plok’
“Ini, hadiahnya diterima ya... Ayo, terus dibuka!”, kata pak Walio menyerahkan kotak yang
berupa...
“Wah! Ada Pin detetektif, kalung perekam, walkytalky, dan pensil serba guna!”kataku kagum.
”KALIAN HEBAT!”
”SUIIT... SUIIT!”
Seisi sekolah kagum dengan
kami!
Kapan-kapan aku ingin memecahkan misteri lagi ah! Kataku dalam hati.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar