Sabtu, 09 Juni 2018

MISI ANALISIS [SHORT STORY IN ELEMENTARY SCHOOL]



Ket : Ini cerpen yang Ai buat saat SD, lupa kelas berapa. Agar terjaga kelestarian(?) cara penulisannya, belum Ai rubah. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan.

Misi Analisis
By : Aisyah. K. Arsyaf
Setiap hari, selalu ada kejadian aneh di sekolahku. Tapi, itu hanyalah misi-misi yang diberikan para guru. Ya, sekolaku yaitu... SD M151 17. Susah bacanya ya? Nih aku kasih tau! SD MISI 17... Gimana? Oke? Sekolahku ini sekolah anak-anak yang ingin jadi detektif saat besarnya, sekolahku sudah meluluskan banyak anak detektif. Sekolahku juga mendapat penghargaan sebagai sekolah detektif yang telah meluluskan banyak anak, Oh! Aku lupa memperkenalkan diriku, namaku : Aisyah Arsyaf. Guruku pernah mengagetkan seisi kelas lho!
                 

Di sekolah...

”Anak-anak, baca halaman 124 tentang ”Trik Sebuah Benda”, dan kerjakan halaman 126!”, perintah bu Lala.
”Baaiik!.” kata seisi kelas.
”Ibu mau ke... mmff! Mmff! Mmff!”, bu Lala tiba-tiba disekap seseorang!
”Hah! Bu Lala!”, teriakku, Radi, Lisa, dan Ferdi. Oh iya, ketiga teman-temanku ini adalah yang terbaik di sekolah lho!
Saat kami keluar, orang itu dan bu Lala tidak ada! Kami terus-menerus mencari bu Lala, dan akhirnya...
“Eh itu dia!”, kataku sambil menunjuk ke arah kelas 3A M151 sebelah utara.
“Ayo!”, kata Ferdi murid terpintar di sekolah yang pernah ikut lomba memecahkan misteri antar sekolah.
Kami semua sudah sampai di samping kelas 3A M151, tapi...
”Aisyah, katanya ada orang disini? Tapi kok gak ada?” tanya Ferdi.
”Bener! Tadi ada disini!”, kataku.
”Sudah, sudah, ayo kembali ke kelas!”, kata Radi memberi tahukan teman-teman.
Saat istirahat, kami berempat memberi tahukan kalau bu Lala diculik pada pak Walio si kepala sekolah.
” ’Tok... tok... tok...’ Assalamu’alaikum!”, kata Lisa mulai mengetuk pintu.
”Wa’alaikumsalam! Eh, Aisyah, Lisa, Radi dan Ferdi, ada apa?” tanya pak Walio.
”I... itu, b... bu Lala di culik!”, kataku gugup.
”Hah!? Bu Lala diculik?” kata pak Walio kaget. ”baiklah, nanti bapak lapor polisi ya! Berarti kalian libur hari ini! Nanti bilang ke semua teman-teman kalian ya...”.
”I... Iya pak!”, kata kami berempat serempak. Kami pun memberi tahukan seisi kelas.Memang sekolahku seperti itu, kalau gurunya gak ada, kelas itu libur! Kami sekelas pun pulang, tapi aku, Lisa, Radi, dan Ferdi pergi ke markas rahasia kami. Disebut markas rahasia, bukan berarti dibawah tanah lho! Disebut markas rahasia karena, banyak jebakan.
”Wah! Enak banget, libur!”, kata Radi senang. Radi memang seperti itu orangnya, kalau libur dia seneng banget! Tapi jangan salah lho, dia juga pintar!
”Hmm...” gumam Ferdi.
”Ada apa?” tanyaku.
”Oh! Tidak, aku hanya memikirkan... Oh iya! Aku tahu!”, teriak Ferdi.
”Kenapa? Kenapa?” tanyaku, Lisa, dan Radi.
”Mungkin, ini ada kaitannya dengan pelajaran kita!”, kata Ferdi.
”Yang mana?” tanya Lisa.
”Yang tadi! ”Trik Sebuah Benda”” jalas Ferdi.
”Ooh! Betul juga!”, kata Radi.
”Baik! Ayo kerumah masing-masing, ganti baju, terus kesekolah!”, kata Ferdi bersemangat.
”Ok!”, kataaku, Lisa, dan Radi serempak.

Saat berkumpul di sekolah...

”Nah, ayo masuk!”, kata Ferdi mulai berjalan.
 ”Eit! Tunggu dulu, cara naiknya gimana?” tanyaku.
”Oh iya... ya! Hmm...” kata Ferdi berpikir.
“Aku tahu! Pakai tangga tali yang di rumah pohon aja!”, saran Lisa.
”betul tuh!”, kataku.
”Tapi nanti kita naik turun rumah pohon pake apa?” tanya Radi.
”Pakai tangga cadangan!”, kataku yang menghentikan langkah untuk ke rumah pohon.
”Emang ada ya?” tanya Radi lagi.
“Radi... ADA DIPETI PENYIMPANAN BARAAANG!!!”, teriakku yang mulai marah.
”Oh! Aku lupa! He... he... he...!”, kata radi sambil memukul kepalanya.

Setelah mengambil tangga...

”Hei! Ini tangganya!”, teriakku.
”Ok! Ayo, bantu aku memasang tangga ini!”, kata Ferdi.
”Iya!”, kami bertiga pun membantu Ferdi.

Saat didepan kelas kami...

”Kita mulai dari depan kelas!”, kata Ferdi mulai mencari petunjuk.
”Hmm... bu Lala di sekap disini, lalu Aisyah melihat seseorang di balik tembok kelas 3A M151” kata Radi menyelidiki belakang tembok kelas 3A M151. Dan akhirnya... ”Hei! Lihat ini!”,.
”Apa itu? Sebuah cincin?” tanya Lisa.
”Itukan cincin bu Lala!”, kataku dan Ferdi kaget.
”Oh! Iya! Betul!”, kata Radi.
”Ok! Cari petunjuk lain lagi!”, kata Ferdi.
Setelah bermenit-menit kami mencari, akhirnya...
”Eh! Aku menemukan petunjuk nih!”, teriakku.
”Mana?” tanya Ferdi mendekatiku. ”Oh! Ini tulisan, tulisannya... ’Buka tutup cincin kuning, tersentuh lubang barat, jalan utara akan terbuka’, aneh!”, kata Ferdi.
”Oh! Aku tahu yang bagian ’cincin kuning’! itu artinya cincin emas ini, tapi apa artinya, ’buka tutup cincin kuning’? apa berliannya bisa dibuka? Eehhh ... eehhh! Gak bisa!”, jelas Radi.
”Terus kalau bagian, ’tersentuh lubang barat, jalan utara akan terbuka’ gimana?” tanyaku.
”Mungkin disebelah barat ada lubang!”, kata Lisa.
”Tapi sekolah kita baru diperbaiki seminggu yanga lalukan?” tanyaku lagi.
”Hmm... Mungkin...” kata Ferdi berlari menuju kelas 4C M151. Saat sampai di kelas 4C M151, Ferdi meraba-raba tembok dan lantai kelasnya. ”Ketemu!”,.
”Apa?” tanyaku, Lisa, dan Radi.
”Lubang! 'tersentuh lubang barat’ ditulisan itu artinya lubang disebelah barat!”, jelas Ferdi.
”Lalu, kalau ’jalan utara akan terbuka’ gimana?” tanyaku.
”Artinya... Radi aku pinjam cincin itu!”, kata Ferdi.
”Ini!”, Radi menyerahkan cincin itu.
’Tuk’ Ferdi menyatuhkan cincin itu dengan lubang, dan...
’Sreek... greek.. jreg’ kami berlari ke kelas 3A M151.
”Bu Lala!?” kata kami kaget.
”Haaii! Wah kalian hebat bisa menemukan ibu!”, puji bu Lala.
”Tapi bagaimana...”
”Caranya? Mudah kok! Coba kalian duduk di kelas ini!”, perintah bu Lala.
”Iya!”, kami pun menurtinya.
”Nah, begini... lengkungkan tangan di belakang tembok lalu tutup mulut dan... tarik!”, jelas bu Lala.
”Ooh!”, gumam kami.
”Tapi pak Walio bilang dia akan melaporkan ke polisi!”, kataku.
”Tenang, semua sudah ibu atur!”, kata bu Lala santai.

Keesokan harinya...

”Nah, kita beri sambutan meriah untuk Aisyah, Lisa, Radi, dan Ferdi dari kelas 4A M151!”, kata pak Walio di microfon.
‘Plok... plok... plok’
“Ini, hadiahnya diterima ya... Ayo, terus dibuka!”, kata pak Walio menyerahkan kotak yang berupa...
“Wah! Ada Pin detetektif, kalung perekam, walkytalky, dan pensil serba guna!”kataku kagum.
”KALIAN HEBAT!”
”SUIIT... SUIIT!”
Seisi sekolah kagum dengan kami!
Kapan-kapan aku ingin memecahkan misteri lagi ah! Kataku dalam hati.


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Just a announcement! ^.^

Jika ada sebuah kata-kata yang di translate salah, saya mohon maaf!

Thank you!

Do you want to translate my story??